Latar
Belakang
Dalam literatur
kedokteran dikenal artikel yang berupaya
menggabungkan hasil berbagai studi
orisinal yang independen,
yang dikenal dengan
nama integrative literature ; yang
paling lama dikenal
adalah tinjauan pustaka (literature review,
dikenal pula dengan nama review article, overview, atau state of the art review). Artikel jenis ini
bersifat naratif dan tidak dilakukan dengan
sistematis, dalam arti:
1. Penelusuran dan pemilihan artikel yang hendak digabungkan tidak dilak ukan dengan kriteria yang ditetapkan sebelumnya;
2.
Kurang dilakuk an telaah kritis dan
evaluasi sistematis terhadap
kualitas artikel. Akibatnya
overview ini terancam
bias; dapat saja penulis (sadar atau
tidak) memilih artikel yang mendukung pendapatnya dan tidak menyertakan
sumber lain yang bertentangan.
Bentuk lain
adalah tinjauan pustaka
yang dibuat secara
sistematis dan terencana. Dari
awal telah direncanakan
dengan jelas jenis
artikel yang akan digabung, teknik penelusuran pustaka,
serta penelaahan kualitas setiap artikel. Bila
dalam tinjauan tersebut tidak digunakan
analisis statistika secara
formal, tinjauan pustaka itu
disebut sebagai systematic
review, sedangkan bila
dalam analisisnya digunakan metode
statistika formal, jenis
review tersebut dinamakan meta-analisis. Ketiga
bentuk artike tersebut secara
umum disebut sebagai review
article; review article yang disusun secara sistematis disebut systematic review, dan systematic review
yang memakai analisis
statistika formal disebut sebagai meta -analisis.
Apa
itu meta-analisis?
Meta-analisis merupakan
suatu teknik statistika
untuk menggabungkan hasil atau lebih
penelitian sejenis sehingga diperoleh
paduan data secara kuantitatif. Meta-analisis adalah teknik statistic untuk
menggabungkan beberapa penelitian. Meta-analisis sering digunakan untuk menilai
efektifitas klinik dari intervensi tindakan kesehatan dengan cara menggabungkan
data dari dua atau lebih randomized control trials. Meta-analisis atau
percobaan memberikan estimasi pasti dari efek suatu tindakan, memberikan bobot
terhadap ukuran dari beberapa studi yang berbeda. Selain itu, Validitas dari
meta-analisis bergantung pada kualitas sistematik review yang menjadi dasar
untuk melakukan meta-analisis.
Meta-analisis
menawarkan sebuah cara yang rasional untuk menguraikan beberapa kesulitan yang
meyulitkan seseorang yang mencoba untuk membuat penelitian tentang efektifitas
secara rasional.
Saat ini meta-analisis
paling banyak digunakan untuk uji klinis. Hal ini dapat
dimengerti, karena uji
klinis desainnya lebih baku
dan memberikan bukti hubungan
kausal yang paling
kuat. Meta -analisis juga
dapat dilakukan terhadap berbagai
studi observasional, namun akan mengundang lebih banyak masalah baik
dalam metodologi maupun perangkat
statistika yang digunakan, karena bias lebih mengancam pada
studi observasional dibanding
pada uji klinis. Dilihat dari prosesnya, meta-analisis merupakan suatu studi observasional
retrospektif, dalam arti peneliti membuat rekapitulasi fakta tanpa melakukan
manipulasi eksperimental.
Persyaratan
Untuk Meta-analisis
Persyaratan utama untuk
sebuah meta-analisis yang bermanfaat adalah sebuah sistematik review yang
dilaksanakan dengan baik. Jika suatu tinjauan itu cacat atau bahkan tidak
sistematik, kemudian estimasi kuantitatif yang teliti dari meta-analisis akan
salah. Ada banyak checklis untuk penilaian kualitas dari sistematik review
seperti QUOROM (quality of reporting of meta-analisis) yang utamanya
direkomendasikan.
Tujuan
Meta-analisis
Tujuan meta-analisis pada
umumnya tidak berbeda dengan jenis penelitian klinis lainnya, yaitu:
1. Untuk memperoleh estimasi effect size, yaitu
kekuatan hubungan ataupun besarnya perbedaan antar –variabel.
2. Melakukan inferensi
dari data dalam sampel
ke populasi, baik
dengan uji hipotesis (nilai p)
maupun estimasi (interval kepercayaan).
3. Melakukan
control terhadap variabel yang potensial bersifat sebagai perancu
(confounding) agar tidak
mengganggu kemaknaan statistik
dari hubungan atau perbedaan.
Tahapan
Meta Analisis
Meta-analisis dapat
dipandang sebagai suatu
penelitian tersendiri, termasuk dalam desain studi observasional
retrospektif. Bila subyek penelitian klinis adalah pasien, dalam meta -analisis
`subyek penelitiannya' adalah
hasil penelitian yang akan
disertakan dalam meta-analisis. Sama halnya dengan penelitian lain, peneliti (pembuat
meta-analisis) harus membuat usulan penelitian
yang rinci. Usulan penelitian meta-analisis mencakup:
1.
Pendahuluan
a. Latar
belakang: pernyataan yang
jelas mengapa perlu
dilakukan meta analisis
b. Pertanyaan
penelitian
c. Hipotesis
yang akan diuji
d. Tujuan
dan manfaat penelitianIdentifikasi penelitian yang memiliki data relevan.
2.
Metodologi
a. Kriteria
pemilihan (kriteria inklusi dan eksklusi)
untuk artikel penelitian yang akan
disertakan dalam meta-analisis. Tentukan apakah akan disertakan hasil
penelitian yang tidak dipublikasi,
bagaimana cara menemukan hasil penelitian yang tidak dipublikasi tersebut.
b. Metode
untuk menemukan atau menelusur penelitian, dan siapa yang akan melakukan
penelusuran pustaka.
c. Kriteria
yang jelas untuk penilaian
kualitas artikel penelitian
yang mencakup aspek desain, pelaksanaan, serta analisis.
d. Klasifikasi
dan kodifikasi unit penelitian untuk digabungkan.
e. Abstraksi
kuantitatif hasil masing-masing penelitian
f. Rencana penggunaan model statistika
yang sesuai untuk penggabungan hasil.
g. Rencana
interpretasi hasil.
h. Rencana
pelaporan hasil.
Dalam tahapan
meta-analisis yaitu mengidentifikasi penelitian-penelitian relevan. Bisa
menggunakan beberapa cara apakah manual yaitu mencari listeratur,
jurnal-jurnal, atau secara elektronik yang membutuhkan strategi penelurusan
yang komprehensif dimana mengintrogasi beberapa database elektronik, misalnya
MEDLINE, Cochrane Central Registration of Controlled Trials, MOOSE.
Menghitung
Effect Size
Penelitian klinis
menghasilkan frekuensi dari beberapa outcome seperti serangan jantung atau bahkan kematian dalam group yang
mendapat intervensi atau group control.
Untuk meta-analisis hasil tersebut biasanya dirangkum sebagai ratio dari
frekuensi suatu kejadian pada kelompok kasus terhadap kelompok control. Penelitian
yang mencoba mengetahui ukuran asosiasi atau dampak yang ditimbulkan biasanya
menggunakan ukuran odds ratio, relative ris, atau ukuran outcome lainnya seperti beda risiko atau
hazard ratio. Metode-metode itu menggunakan pendekatan yang serupa dimana
perkiraan dari setiap studi dinilai dengan ketepatan dari estimasi tersebut..
Effect size, yakni perbedaan kejadian efek
antara kelompok eksperimental dan kelompok control dalam meta-analisis merupakan
gabungan effect size masing-masing studi yang
dilakukan dengan teknik statistika tertentu. Karena pada umumnya pembuat meta-analisis
tidak memiliki data dasar
penelitian, maka praktis
dimensi effect size yang
digabungkan dalam meta-analisis sama dengan yang dilaporkan dalam artikel
yang digabungkan. Skala variabel
efek pada meta-analisis
dalam literatur kedokteran
dapat berskala nominal, numerik, atau ordinal.
Metode
Statistik
Ada dua macam model
matematika yang digunakan untuk meringkas sebuah study dalam meta-analysis. Model ini berbeda dalam
hal konten yang akan diringkas dan dan bagaimana cara mereka mengestimasi
convidence interval.
1. Pada
fixed effects model diasumsikan bahwa
variabilitas di antara berbagai
penelitian semata-mata didasarkan
oleh faktor peluang;
artinya apabila penelitian dilakukan tak terbatas, akhirnya akan
diperoleh hasil yang sama. Pada model ini variabilitas antar-studi diabaikan
atau dianggap tidak ada, yang ada hanyalah variabilitas intra-studi
berupa variabilitas
berdasarkan faktor peluang. Dengan
teknik ini diperoleh nilai interval kepercayaan yang sempit.
2. Pada random effects model selain
variabilitas intrastudi juga diperhitungkan
variabilitas antar-studi. Dengan teknik ini
akan diperoleh interval kepercayaan yang
lebih lebar dibanding pada fixed
effects model. Namun bila penelitian yang digabungkan lebih kurang bersifat
homogen, hasil yang diperoleh dengan kedua model tersebut tidak banyak berbeda.
Perbedaan yang berarti baru terjadi bila
hasil penelitian yang digabungkan
sangat heterogen.
Adapun metode
statistika meta analisis untuk mengestimasi summary
effect measures yaitu:
Model Assumption
|
Methods
|
Effect Measures
|
Fixed Effects
|
Mantel-Haenzel
Peto
General Variance Based
|
Ratios (odds ratios, rate ratios, risk
ratio
Ratio (approximates odds ratio)
Ratio (all types) and rate difference
|
Random Effects
|
DerSimonian Laird
|
Ratio (all types) and rate difference
|
Saat ini ada banyak
softwere yang memudahkan untuk menggunakan meta-analisis secara elektronik
misalnya comprehensive meta-analisis. Cara yang biasanya digunakan untuk
menunjukkan data dari meta-analisis disebut Forest Plot. Sebuah contoh dibawah
ini yang menunjukkan hasil-hasil dari penelitian setiap studi tampak terlihat
seperti bujur sangkar, dimana jika bujur sangkat tersebut berada di sisi kiri
maka hal itu mengindikasikan bahwa treatment baru adalah baik, sedangkan jika itu berada
pada sisi kanan mengindikasikan bahwa treatment
baru kurang efektif. Ukuran dari bujur
sangkat itu melambangkan bobot masing-masing penelitian yang digabungkan dalam
meta-analisis. Garis horizontal (biasanya CI 95%) yang melintang disetiap kotak
studi menunjukkan ketidaktentuan perkiraan dari efek treatment. Ukuran penggabungan efek yang diperoleh dengan
menggabungkan semua penelitian terlihat seperti Diamond.
Heterogenitas
Bagaimana
bila hasil berbagai studi sangat heterogen? Dalam hal ini maka kita tidak dapat
langsung menggabungkan hasilnya. Ini merupakan suatu masalah penting dalam meta-analisis. Kembali ke definisi dari
meta-analisis itu sendiri adalah analisis statistika ang menggabungkan atau
menyatukan hasil-hasil dari beberapa penelitian yang dipertimbangkan oleh
peneliti untuk digabungkan. Untuk memperoleh jawaban yang tepat dari pertanyaan
yang spesifik, hanya studi yang mencocokan dengan tepat pertanyaan-pertanyaan
harus dimasukkan. Namun, studi bisa saja berbeda dari tipe pasien yang diteliti
(parahnya penyakit, misalnya), intervensi yang diberikan dan lain sebagainya.
Perbedaan sistematik antara studi dapat mempengaruhi besar efek, yang dapat
membawa heterogenitas antara studi.
Meta-analisis
harus mengukur keberadaan heterogenity. Sebuah tes yang biasanya digunakan
adalah Cochrane’s Q, sebuah statistik
didasarkan pada Chi-square test.
Namun, test ini memilliki kekuatan yang rendah, dan mungkin terkadang gagal untuk
mendeteksi heterogenity ketika itu muncul. Untuk mengatasi itu, ada metode
kedua yang dikembangkan yaitu I2. Test ini nampaknya menarik karena
menghitung heterogenity antara 0% sampai 100%. Penelitian selanjutnya
menyarankan bahwa test ini juga masih memiliki kekuatan yang lemah, sehingga
harus diinterpretasikan dengan hati-hati.
Ada
atau tidaknya heterogenity
mempengaruhi metode selanjutnya dari proses analisis. Jika heterogenity tidak ada, maka analisis menggunakan fixed-effect modelling. Ini diasumsikan
bahwa ukuran dari efek treatment
adalah sama (fixed) dari semua studi
dan variasi yang terlihat antara studi hanya karena pengaruh kesempatan (chance). Random-effects models
diasumsikan bahwa efek treatment
sesungguhnya berbeda antar studi.
Kelebihan
dan Kekurangan
Setiap desain penelitian tentu implisit
mengandung kelebihan dan kekurangan; demikian pula meta-analisis.
Kelebihan
- Meta-analisis mendorong pemikiran sistematis tentang metode, kategorisasi, populasi, intervensi, outcome dan cara untuk memadukan berbagai bukti. Metode ini menawarkan mekanisme untuk estimasi besarnya efek dalam pengertian statistika (rasio odds atau risiko relatif) dan kemaknaannya.
- Penggabungan data dari berbagai studi akan meningkatkan kemampuan generalisasi dan power statistika, sehingga dampak suatu prosedur dapat dinilai lebih lengkap. Namun harus diingat bahwa peningkatan power akan memperbaiki nilai p sehingga perbedaan yang kecil sekali pun dapat menjadi bermakna secara statistika; padahal perbedaan tersebut belum tentu penting secara klinis, bagi klinikus yang lebih penting adalah menilai kemaknaan klinis.
- Jumlah individu yang bertambah banyak dalam meta -analisis memberi kesempatan untuk interpretasi data tentang keamanan ataupun bahaya dengan tingkat kepercayaan yang lebih besar.
- Jumlah subyek yang besar juga memungkinkan untuk dilakukan analisis terhadap sub-grup yang tidak dapat dilakukan pada penelitian aslinya, misalnya efek intervensi pada lelaki atau perempuan secara terpisah, atau pada kelompok usia tertentu.
- Hasil meta-analisis dapat memberi petunjuk penelitian lebih lanjut, termasuk besar sampel yang diperlukan.
- Karena masih dalam taraf pengembangan, masalah metodologi menjadi salah satu kekurangan yang harus diperhatikan bila kita membaca artikel tentang meta-analisis. Hal-hal yang masih merupakan kontroversi dapat dianggap juga merupakan keterbatasan atau kekurangan meta-analisis, termasuk kesesuaian penggabungan data berbagai studi, pemakaian metode statistik, variabilitas antar studi, pengembangan model untuk mengukur variabilitas, dan peran penilaian kualitas studi.
- Bias publikasi merupakan masalah yang mengancam pada meta-analisis. Meta-analisis yang hanya mencakup studi yang dipublikasi mungkin tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya, karena banyak studi yang hasilnya negatif tidak dipublikasi atau tidak diusulkan untuk publikasi. Sebaliknya apabila disertakan data yang tidak dipublikasi, harus diyakinkan bahwa sumber datanya tidak mempunyai conflict of interest, dan sumber data yang tidak dipublikasi tersebut harus ditelusur dengan teliti.
- Perbedaan mendasar antara meta-analisis dengan jenis penelitian lain ialah bahwa pada meta-analisis data telah dikumpulkan, pilihan peneliti terbatas dalam menyertakan atau menying kirkan studi-studi yang ada. Dengan demikian, besar sampel dalam meta-analisis sangat dibatasi oleh studi yang relevan yang ada.
- Dalam meta-analisis, peneliti biasanya harus mengikuti metode yang dipakai oleh peneliti pertama untuk menilai hasil studi. Keterbatasan meta-analisis lainnya adalah kelengkapan dan kualitas data yang tersedia dan metode statistika yang dipakai dalam artikel asal.
Dirangkum dari berbagai sumber.
0 komentar:
Posting Komentar