About

Semoga Bermanfaat

1. Simplicity
Sistem surveilans pasca bencana perlu sederhana dan praktis baik dalam structure maupun operasi di lapangan, sehingga tujuan mengapa surveilans tersebut dilakukan bisa tercapai. Jika surveilans terlalu rumit, baik dari segi input (misalnya alat ukur surveilans memuat banyak variabel yang tidak suitable dengan bencana yang terjadi), proses (misalnya waktu yang dibutuhkan dalam mengumpulkan informasi) hingga output (bagaimana cara diseminasi informasi dilakukan). Jika demikian maka, attribute kesederhanaan dari surveilans itu sendiri tidak tercapai dan akan mempengaruhi sistem sistem surveilans itu sendiri termasuk attribute lainnya misalnya acceptability dan timeliness.

Download this on PDF version

2. Flexibility
Sistem surveilans harus dapat menyesuaikan dengan perubahan informasi yang dibutuhkan atau situasi informasi yang dibutuhkan tanpa kebutuhan biaya, tenaga dan waktu. Attribute ini menjadi salah satu attribute yang diutamakan karena mengingat surveilans pasca bencana memegang peranan penting untuk menilai dampak bencana khususnya terkait data kematian,  kesakitan, kebutuhan kesehatan dan sumber daya kesehatan. Perubahan atau kondisi baru yang bisa saja mempengaruhi Sistem surveilans dapat terjadi pasca bencana. Selain itu, proses sistem surveilans harus dilakukan dengan cepat dan tepat, mengingat data yang dibutuhkan sangat penting untuk penanganan pasca bencana. Oleh sebab itu diharapkan flesibel terhadap perubahan/kondisi tersebut.

3. Acceptability
Sistem surveilans harus dapat diterima oleh petugas surveilans, sumber data, otoritas terkait surveilans. Surveilans yang dilakukan pasca bencana harus sesegera mungkin. Oleh sebab itu, baik sistem maupun instrument untuk pengumpulan data dapat diterima oleh pihak yang terlibat dalam sistem dan mempermudah dalam mencapai surveilans dan menghasilkan informasi yang cepat dalam situasi pasca bencana.

4. Sensitivity
Attribute sensitivity ini juga sangat diutamakan dalam surveilans pasca bencana karena menggambarkan sejauh mana kemampuan sistem surveilans dalam mendeteksi kasus pasca bencana baik di lokasi pengungsian ataupun di rumah-rumah penduduk. Selain mendeteksi, sistem surveilans juga harus sensitive dalam memonitori perubahan jumlah kasus dengan cepat saat pasca bencana. Hal tersebut bertujuan  untuk mencegah terjadi Kejadian luar biasa (KLB) yang bisa muncul pasca bencana. Oleh karena itu, sistem harus sensitive.

5. Timeliness
Ketepatan waktu diantara langkah-langkah dalam sistem surveilans (mulai dari identifikasi masalah hingga tindakan dan umpan balik). Attribute ini menggambarkan kecepatan atau kelambatan dalam langkah-langkah tersebut. Pelaksanaan surveilans yang memperhatina timeliness akan sangat membantu saat pasca bencana. Sekali lagi, potensi KLB/wabah pasca bencana bisa saja terjadi. Jika surveilans tidak memperhatikan timeliness maka dampak yang lebih besar  bisa saja muncul. Katakan saja KLB, karena kelambatan sistem dalam mendeteksi kasus, maka peluang penyebaran penyakit baik antropnosis atau zooosis bisa menimbukan masalah kesehatan yang besar. Attribute ini dipengaruhi oleh simplicity, acceptability.

By Run_Art

0 komentar:

Posting Komentar

Recent Comments