Sejarah
mencatat 28 Oktober 1928, hari dimana gerakan pemuda mengikrarkan Sumpah
Pemuda, berisikan harapan akan tanah air Indonesia, bangsa Indonesia dan bahasa
Indonesia saat itu. Saat ini, perjuangan mereka turut andil dalam kemerdekaan
Indonesia. Banyak gerakan pemuda dan tokoh-tokoh pemuda yang penuh inspirasi.
Mereka memperjuangkan kemerdekaan negeri ini. Siapa yang tidak mengenal “Bung
Karno” salah satu founding father Indonesia. Seorang inspirator yang tidak
mudah menyerah dan selalu memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan. Jiwa
kepemimpinan yang dimilikinya bahwa diakui di mata dunia. Jepang, Amerika,
Belanda, dan Negara-negara lainnya menjadi saksi kepiawaian sosok pemimpin
pertama bangsa ini dalam membakar semangat juang para pemuda saat itu untuk
memperjuangkan kemerdekaan, bebas dari bayang-bayang penjajah.
Semangat
pemuda yang memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi dan berwawasan yang luas adalah
kunci pembangunan suatu bangsa. Mengutip kata-kata Presiden Pertama Indonesia
berbunyi berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya,
berikan aku seorang pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia. Pemuda dengan jiwa
pemimpin sejak awal mengambil peran dalam membantu pencapaian kebijakan pemerintah,
membawa perubahan yang berarti di tengah-tengah masyarakat.
Namun,
tak dipungkiri dilema politik yang tengah menerpa bangsa ini menjadi potret
tersendiri. Para pemimpin saat ini, mempertaruhkan amanah kepemimpinan mereka
hanya untuk memperdebatkan sesuatu di pentas politik. Amanah kepemimpinan yang
dipercayakan untuk menunaikan janji-janji kemerdekaan yang tertuang di dalam
Undang-Undang Dasar 1945. Di sisi lain, bangsa ini sejatinya terus ditopang oleh
generasi pemuda. Dengan jiwa pemimpin yang dimiliki dan wawasan yang luas para
pemuda di bidang masing-masing, mengaplikasikan ilmu, berani mengatakan tidak
pada yang salah, berani memperjuangkan kesejahteraan masyarakat, karena
sejatinya pemimpin yang baik adalah mereka yang mampu membawa kepemimpinannya
dalam kesejahteraan masyarakat.
Para
pemuda sejatinya mempunyai kesempatan yang sangat besar untuk membentuk
kepemimpinannya sebagai bekal nanti, menunggu estafet kepemimpinan negeri ini.
Dengan pengabdian kepada masyarakat, bergerak di lembaga-lembaga
kemasyarakatan, mengawal kebijakan pemerintah saat ini dengan turut berperan
membantu pemerintah di lini masyarakat, terjun dalam pergerakan-pergerakan
sosial untuk kesejahteraan masyarakat. Hal itu bertujuan untuk menumbuhkan
bibit kepemimpinan. Pemimpin yang bijak adalah yang paham betul kondisi
masyarakatnya.
Kewajiban
para pemuda adalah untuk memperjuangkan nilai luhur kebangsaan. Namun, ada
beberapa tantangan yang harus di jawab oleh kolom muda. Pertama, krisis figur panutan
pemimpin. Media massa akhir-akhir ini menyiarkan kisruh politik. Kepemimpinan
saat ini sedang dilanda dengan permasalahan besar. Manufer-manufer mereka
tidaklah mencerminkan seorang pemimpin. Jika pemuda tidak mengambil sikap atas
manufer-manufer politik saat ini, maka lambat laun pemuda pun akan ikut terjun
dalam sistem yang bobrok. Tak sedikit pemuda yang sudah terjebak dalam carut-marut
situasi politik. Hal tersebut dikarenakan, jiwa luhur kepemimpinan mereka tak
sekokoh cita-cita para founding father. Sebagian mereka dengan mudah terlena
iming-iming komisi menggiurkan yang ditawarkan oleh sistem. Inilah tantangan
yang kedua, degradasi integritas. Era globalisasi membawa angin perubahan kepada
mental sebagian generasi muda saat ini. Globalisasi menawarkan berbagai
paradigma yang terkadang bertolak belakang dengan falsafah negeri ini dibangun.
Integritas yang seharusnya terparti di dalam jiwa para pemuda, terkikis
perlahan dengan pola piker globalisasi. Berani mengatakan tidak pada yang salah,
dan memperjuangkan yang benar sudah pudar pada sebagia generasi muda. Hedonisme
sudah akrab dalam kehidupan sehari-hari mereka. Mental yang bobrok, seketika akan
mudah terhanyut oleh sistem yang menghalalkan segara cara, tak lagi melihat
mana yang pantas dan tidak pantas. Seakan hukum rimba berlaku di dalam sistem
itu. Dampak lain, di tengah masyarakat, berita-berita mirisnya degradasi sikap
dan mental pada pemuda, geng motor di Makassar, aksi tauran antar pelajar,
antar mahasiswa, antar pemuda.
Namun,
dibalik keprihatinan akan mental jiwa pemimpin pada sebagian kalangan muda,
masih ada secercah cahaya. Masih ada pergerakan-pergerakan kepemudaan yang
terus menyalakan lilin-lilin harapan untuk perubahan bangsa ini di masa
mendatang. Mulai dari berprinsip melakukan perubahan terhadap diri sendiri, hingga
menginspirasi kaum muda lainnya dengan kegiatan-kegiatan, lembaga-lembaga
kepemudaan, terus menjaga visi dan misi luhur negeri ini. Jiwa pemimpin akan
lebih baik jika dibaringi dengan semangat belajar yang terus berkobar. Jiwa
kepemimpinan yang tinggi dan wawasan yang luas yang dimiliki oleh seorang
pemuda adalah modal sukses dalam membawa perubahan.
Bayangkan,
jika seluruh pemuda di Indonesia merapatkan barisan, tanpa mengenal suku, ras,
agama, semuanya bergerak dalam nafas kepemudaan dengan satu tujuan yaitu
menunaikan janji kemerdekaan: … “melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial”… Semangat yang tinggi, tubuh yang sehat, wawasan yang luas, jiwa
pemimpin dan integritas yang tinggi adalah kunci untuk membawa perubahan.
Untuk menangkis arus
globalisasi sebaiknya dimulai dari keluarga. Sejak kecil, anak-anak diajarkan integritas
dan semangat nasionalisme yang tangguh, menanamkan nilai-nilai pancasila,
memanfaatkan perkembangan kemajuan teknologi dengan kearifan lokal, mengajarkan
pendidikan berkarakter sejak ini, terlebih dari itu menanamkan nilai ajaran
agama kepada generasi muda, hal itu dimulai dari keluarga dan sekolah. Mereka
akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang tangguh tanpa lupa kewajiban bernegara.
Tidak ada yang tidak bisa dicapai selagi berusaha untuk mewujudkannya, alam
semesta bahkan sel-sel dalam tubuh akan merespon untuk bergerak maju. Jiwa
kepemimpinan yang sudah terpatri dalam setiap insan pemuda di segala penjuru
Indonesia bisa menjawab tantangan masa depan yang lebih cerah.
Dibuat tanggal 5 Maret 2015.
0 komentar:
Posting Komentar